Posts

Kursi Tua

Image
Dalam lelap ku semalam, aku mendapati suatu keanehan yang biasa terjadi di dalam mimpi ku.  Ada sebuah kursi tua! Kursi tua yang selalu terawat baik di pojokan ruangan yang sekarang menjadi ruangku juga belakangan ini. Ruangan ini adalah ruang terbaik ku. Warna dindingnya bercat beraneka ragam. Mulai dari warna putih, kuning, biru, merah, abu-abu hingga hitam . Sangat memanjakan melihat dindingnya, apalagi ditambah dengan ornamen-ornamen lucu menambah rasa untuk tidak bosan menghabiskan waktu di ruangan ini. Namun yang menjadi keanehannya adalah kursi tua terawat itu.  Aku tahu, kursi tua itu sudah ada terlebih dahulu sebelum aku mengetuk ruangan ini beberapa tahun yang lalu. Kursinya unik, ada beberapa yang rusak dibagian kaki dan sandarannya. Namun tidak menghilangkan nilai bahwa kursi ini sangat spesial. Aneh, namun aku mendapati itu sudah biasa terjadi.  Kursi yang kududuki sekarang adalah kursi bak singga sana yang paling bagus. Namun keberadaan kursi tua itu menuru...

Mister Mister

Image
Again and again, Hit and run, Take and ruin it, shouts and blow it, Find and hide, Remain and ride, Know and kneel, close and feel, Bastard and unworthy, Ugliest and untrusted, Loser and goner, at the end of the day and world, Knowing you as an animal makes you realize you are really and always unhuman in human ways. Rejoice and reign you lukeworm,  Bewitched all your life.

Bukan aku

Image
Entah sejak kapan, Semuanya menjadi pekat lalu abu-abu, Ingatan samar-samar bisa ku ingat, Satu, dua, tiga, dan seterusnya berubah menjadi angin yang dihempas entah kemana,  Semalam, sementara ku teguk kopi dan menghisap rokok, teman ku berceloteh tentang seorang anak yang kemarin menjadi berita hangat karena ketahuan mencuri uang di kotak amal Masjid samping rumah. Bosan kudengar derita orang-orang. Gairah untuk peduli sudah ditelan oleh kenyataan duniaku sendiri. Persetan dengan masalah sekitar. Bergelut dengan dunia sendiri cukup melelahkan dan menyeramkan. Imajinasi terliar lahir dan tak terbendung menyilaukan keadaan. Suara-suara samar sering terdengar. Takutpun menjadi-jadi ketika datang menghampiri.  Sungguh pencapaian dalam hidup yang hadir sendiri. Pare, 18 Oct

Markus dan kenangannya

Image
  Hari ini aku teringat lagi akan teman sohib ku si Markus. Waktu tak terasa sudah 3 tahun berlalu sejak Markus berubah menjadi seorang pelakon luar biasa. Mencoba tetap ceria walaupun kesedihan mendalam yang dirasakannya. Pada saat itu aku merasa heran dengan Markus. Kok bisa-bisanya dia memainkan peran dengan begitu baik layaknya Ben Affleck sementara dia sesedih itu.  Sekarang, setelah 3 tahun berlalu, aku merasakan apa yang dirasakan Markus pada waktu itu. Anehnya, dengan waktu kejadian yang sama, dengan suasana warung kopi yang sama pula. Namun kali ini hanya tersisa aku sendiri yang duduk termenung sedangkan Markus sudah menikah dan bahagia. Aku berpikir apakah aku harus juga memainkan peran seperti Markus? Walaupun kata orang topeng muka ku banyak melebihi 99 topeng yang ditunjukan kepada dunia. Aku memang pandai dan tidak pandai kadang-kadang. Sudah cukup! aku menjadi sadar bahwa bukan aku yang menjadi protagonis yang tersakiti, aku hanya menjadi antagonis dalam cerita...

Maret

Image
  Selamat, selamat, selamat RAMBU KU.. Dunia hari ini berhenti sesaat, untuk menyadarkan kita mengucap syukur atas waktu yang sudah berlalu, dan mengharapkan yang terbaik kedepannya. Walaupun yang terbaik itu tidak selalu hadir untuk kita. 11.59.. Tidak ada yang bisa diberikan kecuali sepaket doa yang sudah diucapkan di kamar ber cat putih itu. Ingat, kamu tidak sendri.  Semangat, hidup kita ada untuk mencari makna. Lakukan yang terbaik buat diri sendiri. Selalu jaga senyummu yang berharga itu,  Selamat-selamat lagi Rambu, hari esok datang untuk dirayakan. Perginya masih terasa, remah-remah ceritanya masih dan akan. Terima kasih telah tetap,  Maaf telah hadir, Hari ini ada untuk dikenang, bukan untuk kamu atau kalian, tapi untuk diriku sendiri. 20 Maret, akan menjadi penanda ditiap tahunnya.  Hari sebagai pengingat untuk mengucap syukur kepada sang Khalik. Terima kasih ku untuk Ibu, Ayah. Disaat kata ini tidak bisa dirangkai. Niscaya dan percaya, perasaan hadir ...

2:50

Image
Dalam lingkaran abu-abu, tergeletak hari itu. Dari bisikan yang menyesatkan, menggema dalam rongga dada dan tengorokan. Merobek perut, menghamburkan realita dibalik imajinasi yang tertumpah di atas atap. Merampas kokoh tiang layar hidupmu, merambat rakus untuk dikoyak. Akan datang, hari untuk dicemaskan, dimaki dan dihina. Amarah berlarian mengukir dalam sanubari. Penyesalan mengintip perlahan untuk merapatkan senjatanya. Pada akhirnya itu pantas untuk dilalui dan diresapi. Kuatlah hei kau.

Malam perjalanan

Image
Mendung mengiri hari pergantian,  Satu langkah maju dalam kesunyian, Hati mengiri senyuman dalam kesendirian. Impian merubah kepahitan, Ketetapan harapan menjadi candu dalam hari, Dan haripun menjadi penantian. Kau, Yang merajut imajinasi tanpa lelah dalam diam, Melangkah perlahan, Hanya sunyi bersahabat dalam kepergian. Selamat menikamati sengsara fana, Hei kau yang memulai hari. Doa dalam diam mengiringi hari lelah mu. Pare 28 01 2023

The promised year

 Masih ingatkah kau malam dimana janji itu terucap? malam saat hujan membasahi namun kembang api masih riuh menyala dalam gelapnya cakrawala Izinkan aku menertawai keegoisan ku saat itu, Masih tergambar jelas bibir ini dengan berani mengatakan sesuatu hal yang belum pasti itu. Masih samakah kau? atau dirimu sudah berubah? menjadi orang baru karena situasi pandemi yang menyerang. Jikalau ia, akupun begitu. Kehilangan jati diri, sialnya hanya berjarak beberapa bulan dari janji yang sudah terlampau dikatakan. 2023 huh? mengitung jam, hari, bulan, tak terasa sudah sampai di depan mata.  Masih ku bertanya dalam diam, mampukah aku? Wish me luck KauKu

Tak terhingga

 Kering dalam keheningan malam bulan gerhana, menjadi candu untuk yang kesekian kalinya. Memori menjelajah, menari bersemai dalam keindahan keagungan suasana abu-abu. Samar-samar terlihat, Dalam hitungan menit, jalan bercabang menunjukan arah kebingungan. Rapalan mantra, sesaji,  kepulan asap, membumbung merendahkan bumi. Samar menjadi sedikit terang, Beringin tua terlihat gagah memancarkan ajakan sejuk. Sekali lagi, mantra, sesaji,  kepulan asap terbang angkuh. Sedikit terang menjadi benderang, Oasis  sementara, memaniskan lalu meredup, berakhirlah dalam sunyi yang kentara. Tidak ada lagi mantra, sesaji,  dan kepulan asap.

Lalu

Lantunan menyairkan pulau impian, m enghentakkan dentuman asa. Rauman menganga dijalan buntu, mer ingkik menyeringai menghantui.  Ratapatan mencairkan cerita hari ini, dalam kes esatan merajut kekhawatiran konyol. Kekalahan menyatakan kemenangan hampa nan eksotik, mengg etarkan dalam kesedihan telak. Tak terelak mencabut patahan kenyataan untuk mem eriahkan sesaat tontonan. Pergi sunyi ke rumah reyot, m enindas mematahkan rasa. Menyelam dalam kesendirian suasana, tenggelam dalam kegelapan janji. Merebahkan khayalan disiang bolong, merenggut hilang didalam sesal. Terbang imajinasi melintasi gurun sahara, kepakan sayap keropos tergeletak. Pulang merintilah dalam senyum sumbringah, berbanggalah rasa jiwa atas kenyataan perasaan  ditengah lingkaran. Berdiam diri melihat perumpamaan melayang bergema, berkeliling dan meneteskan aliran puncak rasa asin. Dan akhirnya "jikalau" menutup untuk kesekian kalinya.

Ampas

Image
Unnu mendapati diri mencium harum parfum yang menyengat   dari seorang pria tak dikenal berstatus kelas menengah, s edang beradu sengit dengan koleganya menuturkan guyonan paling lucu di pojokan sebuah warung kopi.  Sensasi yang begitu kental ia dapati lagi, setelah sekian lama terkurung oleh perasaan paranoid penyebaran virus yang melanda seluruh dunia. Menyebabkan ia sederet dengan orang-orang peduli akan pentingnya physical distancing   yang penuh kekwatiran berlebihan. Angin berhembus kencang saat itu, di tengah-tengah pengunjung warung kopi "pak doer" yang setia. Secangkir kopi "legend" berada di depannya, khas pemiliknya yang entah dari zaman berapa mulai tersebar rumor diantara pelancong bahwa kopinya merupakan yang terbaik. Asap rokok mengepul tebal keluar dari bibirnya yang menghitam karena nikotin perlahan menghilang, mencoba untuk meresapi sekali lagi waktu yang telah dilaluinya di tanah rantau. Suara bising pengunjung tak terdengar ditelinga, ia sibuk de...

Puan-ku

Image
Bertedulah hai kau, puan-ku, teriknya matahari menjadi sengat disiang bolong.  Peduli juga akan jiwa mu yang mulai mengering, di sana ada gubuk kecil di tengah-tengah sawah. Leluasalah kau di gubuk itu hai puan-ku, tuan gubuk mempersilahkan dirimu untuk datang. Jangan malu, kau hafal dengan isi ruangannya. Puan-ku, bebaskanlah yang menjadi rantaimu, injak atau meludahpun kau dipersilahkan sepenuhnya. Tak perlu sampai memiliki sayap untuk terbang lalu bebas, kau bukan hidup di cerita dongeng. Puan-ku,  Puan-ku, Tak perlu kau lari, dunia tidak membutuhkan kau yang cengeng. Puan-ku, kau bukan putri di istana pasir, kau cuman putri di gubuk tengah sawah. Jangan malu, gubuk reyot itu nyaman dan pantas buat kau. Datang saja kapan mau mu, habiskan tua mu dalam damainya gubuk reyot itu.

Muslihat

Image
  Lelaki memang pembohong yang ulung dan tak bertanggung-jawab, lihai dalam menyembunyikan isi hati. Lihat saja si Markus teman ku, menebar virus kebahagiaan di sekitatnya. Padahal, hatinya itu cuman dicat berwarna pelangi yang aslinya sudah hitam mengerut.  Tidak ada yang salah sih akan pilihannya yang sekarang ini. Tapi aku takut pada akhirnya dia melakukan hal-hal aneh, seperti minum racun atau gantung diri. Dia teman ku satu-satunya saat ini, berbagi sebatang rokok, teman ngopi segelas, makan sepiring.   Kekuatiranku memang beralasan. Tapi alasannya aku tak akan memberitahukan kepadamu sedetail mungkin. Sebagai temannya, aku wajib menjaga rahasia yang dia simpan dari orang lain.   Malam sebelumnya Markus menerima berita yang cukup menyita perhatian. Sampai-sampai menutup mata barang sedikitpun masih terbayang hal tersebut. Dia tidak bisa tidur semalaman, bolak balik bantal dan guling, rokok sebatang dua batang tiga batang tidak meredakan kegusarannya. ...

Serapah

Image
Daun mengucur gugur belum pada musimnya, Membuat tunas enggan menampakan diri, Ranting bergelantungan lemas tak berdaya, Gagah berdiri-nya batang pohon menyalahkan situasi. Di satu sisi, Cacing tanah berteriak bersuka ria, Kumbang kotoran berucap mensyukuri, Dunia memihak sekali lagi pada mereka, yang mengunyah segalahnya. Serapah menyumpahi sayup-sayup terbang bersama angin, Menjejal ke-segala penjuru untuk mengutuki. Semuanya terasa begitu aneh dan nyata Hujan yang lebih dingin dari hujannya bulan desember, Panas yang melebihi kemaraunya di bulan agustus, Melebur dan menyatu menjadi tak terkira. Tak ada kesempatan yang datang, Padahal doa telah dipanjatkan. Sebagai teman impian yang berkumandang, Nyanyian berirama naik berlarian mengiringi, Namun hanya keheningan yang menghampiri. Serapah menyumpahi menyahut lagi, Kali ini lebih keras seperti el-nino, Mengemban tugas untuk memuaskan pemilik rasa, Mengunjungi ujung dari perasaan adalah tanggung jawabnya. Menghampiri, lalu menghempaska...

27-05-1962

   Pancaran mata bersinar abadi terlihat pagi ini, Dahi bersinar dari keringat karena menghangat, Pipi tergerus usia menjadi penanda lebih dari cukup ia hidup di dunia ini,  Lengan nya masih kokoh bagai kayu kosen rumah tua, Jemarinya tak jemu memainkan ritual suci di pagi hari, Sebatang rokok dan kopi sudah cukup untuk menggenggam harapan,   Perawakannya tak ubah seperti kuda hitam milik tetangga yang tua, Tetap terlihat perkasa walaupun usia akan beranjak uzur,  Hari ini adalah hari yang sama dengan tahun yang berlalu sebelumnya,  Setiap hari adalah layak untuk mendapatkan penghargaannya sendiri, Suatu waktu kala ia berceloteh tentang hari dan kehidupan, Memberi wejangan sedikit terhadap orang yang dikasihinya,  Ucapannya memang tak selembut orang bijak, Saat-saat tertentu-pun bisa menjadi pisau tajam yang memompa semangat,  Hahahah,,jadi teringat lagi saat malam yang "lucu" bersamanya, Bagaimana tidak, malam itu kami saling bertukar gelas,...

Siapa Rumah-ku 2

Image
  Pada penghujung tahun lalu, saat hati terapung di samudra yang luas tak tahu ujungnya,  Di tengah riuhnya angin laut menghantam kapal, dan tiada tali untuk menambatkan yang di-permainkan oleh badai lautan.... Yaa,, seperti badai menghempaskan lalu jatuh tak terkira, tinggallah kepingan hati yang mungkin saja di liat orang tak lagi ada nilainya, Namun sepasang mata sepenuh hati melihat, memberikan kasih sayang penuh, memberikan cinta kasih dan kecupan mesra yang membuat hati ini menghangat,  K emudian manarik kapal, mengikat tali, dan menambatkan kapal ini pada dermaganya yang pernah orang banyak kunjungi... Namun entah mengapa, sekarang dirinya hanya menerima satu kapal saja, dan tentu  membuat  senang, tarikannya membuat ku jatuh.. ya,, aku jatuh cinta lagi.  pada seseorang yang dalam aksinya, sederhana dalam mencintai dan apa adanya.. Dirinya, sepasang tatapan teduh itu, membuat hati ingin melonjak tak karuan... Tatapannya membuatku terbang ke langit ya...

Malam

Image
Tambahkan teks  Dering gerak jam terus berdetak dan bergerak begitu gagah, seakan mengatakan bahwa tidak ada yang dapat mengalahkannya.  Tidak ada kejadian yang spesial sebagai penanda bahwa malam ini begitu sesuatu.  Hanya ada sebuah hati dan pikiran dari seorang insani yang tetap terjaga, Semua itu dibalutnya  dalam satu kemasan yang bernama khayalan.  Resah ia menunggu pagi, Menunggu agar khayalannya berubah menjadi mimpi, Barangkali mimpi disiang bolong dapat meng-ilhami ia supaya bisa berbuat sesuatu dengan resah-nya.  Hey,,,hey,, jangan berburuk sangka dulu terhadap mahluk Tuhan paling sempurna itu, Ini bukan soal kisah kasih asmaranya, bukankah kita diajarkan untuk tidak berburuk sangka lebih dahulu?  Manusia setengah matang itu hanya resah,  Resah dengan keadaan yang saat ini lagi" menghimpit" dimana-mana, Pijakannya terhenti disatu titik, bingung mau kemana lagi kuku kaki harus mendarat.  Suda...

Siapa rumah-ku

Image
Hay, menjadi kata terkejut ketika lama tak saling berjumpa.. Getir rasanya ketika sapaan terlihat di beranda hp... Dia..yang pernah hadir mengisi hati ku,, Mendadak menjadi teramat asing... Entah badai apa, yang menggoyah jiwa sore.. Aku tersenyum.. Aahhh..ternyata dia ingat pada ku.... Tetapi rasa ini berbeda saat dulu,, tiada lagi bergetar, menggebu dalam dada... Hanya rasa seperti bellimbing masam,, cukup di rasa keberadaaannya, namun kadang, menggelikan hati mengingat dirinya, apalagi ketika jagat raya di sapa oleh nya, Melampui batas, berjalan ke suatu tujuan,.melepaskan semua hak tentang diri mu, Kini aku mulai sadar,  Memang, meninggalkan dan melepaskan mu, bukan suatu kesalahan.. Patut disyukuri karena perihal hati bukanlah suatu hal yang datang dan pergi. Namun soal perasaan, mencintai dan tak di cintai, memikirkan tapi tak pernah di pikirkan... Apalah daya diri, mencintai seseorang teramat dalam,, melupakan juga sangat sulit.  Perihal...

11 mei 1964

Image
Tak terbayangkan lengkungan garis indah pada wajah mu mulai bertambah, Kerutan waktu tergambar jelas disetiap pori-pori wajah mu, Warna helaian satu persatu mulai menjadi keabu-abuan menuju putih, Namun, semua itu tidak menghalangi mu untuk menjadi wanita terhebatku. Masih ku nikmati bayang kenangan yang terasa baru kemarin, Harumnya kelembutan pun masih membekas,   Kepalaku kusandarkan manja dalam pangkuan mu, Lalu lentik jemari menari indah membelai rambut, menjadi kecanduan tersendiri. Berceloteh tentang menjadi apa aku dimasa nanti adalah pekerjaan wajibku saat bersamamu. Tak lupa juga berjanji akan jadi pria paling perkasa di muka bumi,  Untuk berdiri didepan lalu melindungi mu dengan segenap djiwa dan raga. Ohh tidak,,, waktu berjalan terlalu cepat, sangat cepat bagaikan hukum Fisika Einstein (E=mC2) tentang cahaya itu, Sehingga tak bisa lagi aku bermanja ria diatas pangkuan mu. Ingin ku berteriak keras sekerasnya pada Einstein, Tesla a...

Pukul 5:51 pagi

Image
Mata biru kusut lelah, yang bertemu pandang dan beradu sengit tak mau mengalah pada objek didepannya. Beralih sedikit saja harga diri menjadi taruhan. Bukan apa, tetapi saat ini ia sedang berpacu dengan waktu. Sampai-sampai tidak mau beranjak barang sedikit untuk menyapa nyamuk yang menjadi teman satu-satunya ditempat itu. M ahluk itu sudah bosan menunggu, sebenarnya ia mencoba merayu dan menggoda untuk bermain bersama seperti sebelum, menjadi moment indah yang candu buat nyamuk itu. Ahhh,, mungkin si lelaki itu lagi ngak mood atau kembali ke dirinya seperti biasa, pikir nyamuk itu berlalu. Sebenarnya sepanjang malam lelaki itu hanya menyentuh gawai usang-nya yang sepi. Mencoba mengutak-atik yang barang kali masih terdapat hal menarik untuk dikonsumsi namun nihil. Jadi, berakhirlah ia di tempat keramatnya itu. Pukul 5:51 pagi, yang tercermin dari Gawai disampingnya, ditambah alunan musik "Tuhan su ator", lagu Ambon, yang menggambarkan perasaan hati saat itu. Entah apa yang me...

Dosa-ku

Image
Raga terdiam dalam hening, Jiwa tergetar tak henti, Dengungan jantung tak lagi berirama, Napasku terhunus bagai sesak di pinggir tebing Terkutuklah kau hayalan masa lalu, Datang tak permisi dengan iming-iming "meng-andai-kan" masa depan, Ingin ku maki, Mencongkel lalu merobek mu, Menginjak-injak seperti barang hina, Lalu berteriak menyumpahi, tak lupa juga meludahi mu, bi ar dibilang aku adalah lelaki kejam yang tidak manusiawi. Arrggh,,, kejam yang tak manusiawi, terdengar bodoh dan lucu buat diri ini, Lelaki yang..ahh sudahlah, toh inipun hanya sejengkal harapan palsu yang sirna Sampai kapan kau akan menjadi benalu dalam diam, Yang merenggut damainya hari, Yang menghancurkan tembok dan benteng diri, Hey, engkau yang mengatas-namakan Gulungan kisah "ini" dan "itu" , Enyahlah kau saat ini, esok, dan seterusnya!!!

Idiot

Image
Jangan brharap lebih., Tapi hati berbalik arah, diantara realita dan khayalan. Kerasnya hatipun akan tergetar dengan sederhana, mengikuti irama berjalan pilu. Tidak cukupkah rasa? antara emosi logika dan perasaan yang diputar satu waktu. Memang adanya, manusia itu diciptakan untuk menjadi "idiot" pada saat tertentu.

Untuk kamu sahabat

Image
I am you, you are me, and we are one. 61.320 jam bukan titik ukur moment berbagi cawan kita. Muluk yang memuakkan jika ada kata-kata manis sebagai pengantar persahabatan ini. Kita berdua persis dalam hal hidup, tak ingin manja dengan "suasana" dan metamorposis indah sesaat. Kata "kita" bukan sekedar hadir dalam moment sesaat. Penuh air mata candaan dan kesedihan yang berganti menghampiri. Sering berbentuk dan berasap tapi tak akan lupa siapa. "Satu" cukup mewakilinya .