27-05-1962
Pancaran mata bersinar abadi terlihat pagi ini,
Dahi bersinar dari keringat karena menghangat,
Pipi tergerus usia menjadi penanda lebih dari cukup ia hidup di dunia ini,
Lengan nya masih kokoh bagai kayu kosen rumah tua,
Jemarinya tak jemu memainkan ritual suci di pagi hari,
Sebatang rokok dan kopi sudah cukup untuk menggenggam harapan,
Perawakannya tak ubah seperti kuda hitam milik tetangga yang tua,
Tetap terlihat perkasa walaupun usia akan beranjak uzur,
Hari ini adalah hari yang sama dengan tahun yang berlalu sebelumnya,
Setiap hari adalah layak untuk mendapatkan penghargaannya sendiri,
Suatu waktu kala ia berceloteh tentang hari dan kehidupan,
Memberi wejangan sedikit terhadap orang yang dikasihinya,
Ucapannya memang tak selembut orang bijak,
Saat-saat tertentu-pun bisa menjadi pisau tajam yang memompa semangat,
Hahahah,,jadi teringat lagi saat malam yang "lucu" bersamanya,
Bagaimana tidak, malam itu kami saling bertukar gelas,
Seperti orang dewasa kebanyakan di kampung kami,
Mungkin lebih tepatnya seperti sahabat lama,
Saya yang bertugas menjaga agar gelas tetap terisi,
Mulai membahas segala macam tentang dunia,
Tak jarang saling beradu sengit dengan pikiran masing-masing,
Tepat hari ini,
Adalah hari yang mendapatkann penghargaan tertinggi dalam hidup mu,
Ingin ku teriaki malam ini,
Sebagai bukti kasih sayang yang dipendam,
Namun apalah daya, hanya bocah nakal yang sedikit pemalu,
Yang bisa ku lakukan hanya menulis sebaris kalimat pendek ini,
"Dalam kesederhanaan ini, selamat ulang tahun Bapa. Panjang umurmu senantiasa"
Comments
Post a Comment